Monday, April 25, 2011

Bangka Baru Garap 30 Persen Potensi

Jalan terbaik tindakan untuk mengambil kadang-kadang tidak jelas sampai Anda telah terdaftar dan dianggap alternatif Anda. Paragraf berikut ini akan membantu petunjuk Anda ke apa yang para ahli pikir signifikan.
SUNGAILIAT, KOMPAS.com - Nelayan Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung baru memanfaatkan 30 persen dari potensi perikanan. Penambahan infrastruktur terkait perikanan diperlukan untuk meningkatkan pemanfaatan potensi.

Kepala Dinas Perikanan Bangka Zulkarnain Idrus mengatakan, potensi perikanan Bangka mencapai Rp 499.000 ton per tahun. Potensi itu setara dana Rp 2,49 triliun. "Dengan wilayah laut mencapai 80 persen dari total luas wilayah, potensi sebesar itu s angat wajar," tuturnya di Sungailiat, Senin (25/4/2011).

Namun, sampai 2009 baru dimanfaatkan 153.000 ton per tahun. Keterbatasan pemanfaatan itu antara lain karena infrastruktur penunjang masih kurang. Di Bangka belum banyak SPDN (Solar paket dealer nelayan), jadi nelayan beli solar ke SPBU. "Kadang nelayan susah dapat solar di SPBU karena harus bersaing dengan pelanggan lain," tuturnya.

Selain itu, intensitas pendaratan perahu nelayan terbatas karena kolam pelabuhan terbatas Akibatnya, jumlah tangkapan berkurang. Mulai 2010, kami sudah memperluas dan memperdalam kolam pelabuhan.

"Kami telah melakukan pengerukan alur pelayaran sepanjang 1,5 kilo meter dengan lebar 50 meter hingga 150 meter dan kedalaman 0,5 meter hingga 2 meter bermanfaat memperlancar lalu lintas kapal nelayan," ujarnya.

Setelah Anda mulai bergerak melampaui informasi latar belakang dasar, Anda mulai menyadari bahwa ada lebih banyak
dari Anda mungkin memiliki pikiran pertama.

Setelah pendalaman itu, pendaratan meningkat dari 10.922 kali pada 2005 menjadi 20.406 kali pada 2010. Peningkatan pendaratan itu diiringi kenaikan jumlah tangkapan yang dijual di darat.

"Kami juga membangun pabrik es di sekitar pelabuhan. Sebelumnya nelayan harus membeli es curah yang mudah cair dan menyebabkan ikan lebih cepat busuk. Es dari pabrik lebih awet," ujarnya.

Penambahan infrastruktur penunjang itu antara lain dari anggaran Rp 15 miliar pada tahun 2011. Anggaran itu meningkat tiga kali lipat dibandingkan anggaran dari tahun 2005 hingga 2010. "Sebelum ini, rata-rata anggaran tahunan hanya Rp 5 miliar. Dari anggaran tahun ini sebagian akan dipakai membuat SPDN," tuturnya.

Sementara Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Ind onesia (HNSI) Bangka Belitung Johan Murod mengatakan, kepastian pasokan dan harga solar bagi nelayan harus dijamin pemerintah dan Pertamina.

Pemerintah diharapkan memastikan subsisi solar untuk nelayan akan diteruskan. Saat ini nelayan gelisah karena ada rencana pencabutan BBM subsidi. "Kami khawatir kalau subsidi solar untuk nelayan juga dicabut," ujarnya.

Beban nelayan akan semakin tinggi jika subsisi solar dicabut. Padahal, selama ini nelayan termasuk kelompok masyarakat miskin. "Kalau pemerintah tidak ingin menambah masyarakat miskin, jaga subsidi solar untuk nelayan," tuturnya.

Sekarang mungkin saat yang tepat untuk menuliskan poin-poin utama tercakup di atas. Tindakan meletakkannya di atas kertas akan membantu Anda mengingat apa yang penting tentang
.

No comments:

Post a Comment