MAKASSAR, KOMPAS.com -Aktivitas perkuliahan pada tiga fakultas di Universitas Negeri Makassar (UNM) lumpuh dua hari terakhir.Mahasiswa menyegel kelas karena tuntutan mereka tidak dipenuhi pihak kampus. Ruang yang disegel terdapat di Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Psikologi, kawasan Gunung Sari, Makassar, Sulawesi Selatan. Sementara itu, perkuliahan enam fakultas di tiga lokasi lain di Makassar masihberjalan normal. Hingga Selasa (22/3/2011), mahasiswa tetap datang ke kampus kendati urung mengikuti mata kuliah. Meja dan kursi kuliah ditumpuk di depan pintu kelas untuk menghalangi siapapun yang akan masuk. "Kami mau kuliah tetapi karena kelas disegel akhirnya batal,"ujar Sheila, mahasiswa semester II Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial. Ini adalah imbas dari tidak dipenuhinya tuntutan sekitar 200 mahasiswa yang berunjuk rasa di depan gedung rektorat UNM, Senin (21/3/2011).Mahasiswa yang dimotori Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNM ini menuntut pihak universitas untuk menghapus dana pengembangan pendidikan(DPP), merevisi peraturan akademik, dan lembaga kemahasiswaan UNM. Mahasiswa dan rektor UNM ProfesorArismunandar sebenarnya sudah sempat bertemu dan berdialog, namun tak menemui kesepakatan . Oleh karena itu, mahasiswa langsung memboikot perkuliahan sejak Senin pukul 14.00 WITA. Jika fakta Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah Anda out-of-date, bagaimana yang mempengaruhi tindakan dan keputusan? Pastikan Anda tidak membiarkan slip Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah informasi penting oleh Anda.
"Kami akan terus menyegel ruang kelas sampai tuntutan kami dipenuhi, atau setidaknya ada jawaban tegas untuk apa DPP,"ujar Presiden BEM UNM, Andi Bursan Abbas. Pertanyakan dana Mahasiswa mempertanyakan transparansi penggunaan DPP yang besarnya merentang dari Rp 1,5 juta hingga Rp 10 juta.Mahasiswa angkatan baru di UNM setidaknya harus membayar uang SPP Rp 675.000 per semester dan uang DPP. "Hingga saat ini peruntukkan uang DPP tidak jelas. Pihak kampus sebelumnya telah mengatakan bahwa DPP digunakan sebagai uang stimulus pembangunan.Buktinya hingga saat ini tidak ada pembangunan di kampus," tutur Bursan. Menyikapi hal ini, Pembantu Rektor I UNM Profesor Sofyan Salam mengatakan, selama ini DPP adalah kebijakan kampus. " Coba bandingkan dengan universitas negeri lain, DPP di UNM bisa jadi yang paling kecil,"ucapnya. Sofyan menambahkan, urusan perkuliahan di tiga fakultas yang lumpuh adalah tanggung jawab fakultas masing-masing. Apalagi, enam fakultas lain tetap berkegiatan. Adapun Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, tidak menarik DPP dari mahasiswanya. Menurut Kepala Bagian Humas Unhas M Dahlan Abubakar, Unhas hanya menarik uang SPP per semester. "Tiap universitas memiliki kebijakan internal yang berbeda, tetapi Unhas tidak menarik DPP,"ungkapnya.
"Kami akan terus menyegel ruang kelas sampai tuntutan kami dipenuhi, atau setidaknya ada jawaban tegas untuk apa DPP,"ujar Presiden BEM UNM, Andi Bursan Abbas. Pertanyakan dana Mahasiswa mempertanyakan transparansi penggunaan DPP yang besarnya merentang dari Rp 1,5 juta hingga Rp 10 juta.Mahasiswa angkatan baru di UNM setidaknya harus membayar uang SPP Rp 675.000 per semester dan uang DPP. "Hingga saat ini peruntukkan uang DPP tidak jelas. Pihak kampus sebelumnya telah mengatakan bahwa DPP digunakan sebagai uang stimulus pembangunan.Buktinya hingga saat ini tidak ada pembangunan di kampus," tutur Bursan. Menyikapi hal ini, Pembantu Rektor I UNM Profesor Sofyan Salam mengatakan, selama ini DPP adalah kebijakan kampus. " Coba bandingkan dengan universitas negeri lain, DPP di UNM bisa jadi yang paling kecil,"ucapnya. Sofyan menambahkan, urusan perkuliahan di tiga fakultas yang lumpuh adalah tanggung jawab fakultas masing-masing. Apalagi, enam fakultas lain tetap berkegiatan. Adapun Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, tidak menarik DPP dari mahasiswanya. Menurut Kepala Bagian Humas Unhas M Dahlan Abubakar, Unhas hanya menarik uang SPP per semester. "Tiap universitas memiliki kebijakan internal yang berbeda, tetapi Unhas tidak menarik DPP,"ungkapnya.
No comments:
Post a Comment