YOGYAKARTA, KOMPAS.com " Warga bantaran Sungai Code, Yogyakarta, sejak pagi hari tadi, Rabu (23/3/2011), gotong royong membersihkan lumpur dan pasir yang masuk ke rumah akibat banjir lahar dingin merapi, Selasa (22/3/2011). Sebagian besar rumah warga yang berada di pinggir sungai Code dipenuhi pasir dan lumpur. Sebab, banjir lahar dingin yang terjadi dalam waktu berdekatan itu menyebabkan pasir dan lumpur menumpuk. Banjir lahar dingin sebelumnya terjadi pada Sabtu malam. Kemudian, banjir lahar dingin terjadi lagi Selasa petang kemarin sehingga material pasir dan lumpur menumpuk. Wah, ini material yang masuk rumah saya banyak sekali karena jarak rumah dengan Sungai Code sangat dekat, ujar Karjiono, warga bantaran Sungai Code di Kotabaru. Sebagian besar informasi ini berasal langsung dari pro Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah. Hati-hati membaca untuk mengakhiri hampir menjamin bahwa Anda akan tahu apa yang mereka ketahui.
Dengan menggunakan alat seadanya yang dimiliki, warga bergotong royong membersihkan pasir yang masuk ke dalam rumah. Ketebalan pasir yang masuk rumah bervariasi, paling tinggi setebal 1 meter. Warga berupaya mengeluarkan seluruh pasir yang masuk rumah agar dapat ditempati kembali. Selama rumahnya belum bisa ditempati, sebagian warga ada yang menumpang di rumah kerabat atau tinggal di tenda pengungsian, seperti di kawasan Kampung Jogoyudan. Selama rumah belum bisa ditempati karena masih ada pasir dan air, kami tidur di tenda ini, tutur Ponirah, warga Jogoyudan, saat ditemui di tenda pengungsian. Warga bantaran Sungai Code berharap banjir tidak terjadi lagi. Mereka juga berharap Pemerintah Kota Yogyakarta memberikan bantuan untuk membangun rumah mereka yang rusak akibat diterjang banjir lahar dingin.
Dengan menggunakan alat seadanya yang dimiliki, warga bergotong royong membersihkan pasir yang masuk ke dalam rumah. Ketebalan pasir yang masuk rumah bervariasi, paling tinggi setebal 1 meter. Warga berupaya mengeluarkan seluruh pasir yang masuk rumah agar dapat ditempati kembali. Selama rumahnya belum bisa ditempati, sebagian warga ada yang menumpang di rumah kerabat atau tinggal di tenda pengungsian, seperti di kawasan Kampung Jogoyudan. Selama rumah belum bisa ditempati karena masih ada pasir dan air, kami tidur di tenda ini, tutur Ponirah, warga Jogoyudan, saat ditemui di tenda pengungsian. Warga bantaran Sungai Code berharap banjir tidak terjadi lagi. Mereka juga berharap Pemerintah Kota Yogyakarta memberikan bantuan untuk membangun rumah mereka yang rusak akibat diterjang banjir lahar dingin.
No comments:
Post a Comment