Saturday, March 12, 2011

Macapat di Madura Terancam Punah

Bayangkan waktu berikutnya Anda bergabung dengan diskusi tentang Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah. Ketika Anda mulai berbagi fakta Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah menarik di bawah ini, teman-teman Anda akan benar-benar takjub.
PAMEKASAN, KOMPAS.com--Kesenian tembang atau puisi tradisional "macapat" di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, kini terancam punah karena tidak ada generasi penerusnya.

"Hanya para orang tua saja yang saat ini bisa nembang. Kalau dari kalangan generasi mudah, sudah tidak ada lagi," kata salah seorang pujangga kesenian tembang macapat di Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, Haji Ridawi, Sabtu.

Pria berumur 78 tahun ini merupakan satu dari tiga pujangga kesenian tembang macapat lainnya yang ada di desa itu. Dua pujangga lainnya ialah Suwamah dan Kamaruddin.

Ia menuturkan, tidak adanya generasi muda yang mau mempelajari kesenian tembang macapat ini karena jenis kesenian tradisional itu dinilai sulit. Ada beberapa macam dalam tembang macapat dengan jumlah metrum bervariatif, mulai dari lima hingga 10 metrum.

Seperti tembang Artateh, Sinum (Senum), Kinanthi, Pangkur, Pocung, Durma, Maskumambang, Asmaradana, Mijil, Jurudemung, Wirangrong, Balabak, Gambuh, Megatruh, Girisa, dan Dhandhanggula.

Menurut Haji Ridawi, masing-masing tembang ini memiliki metrum dan irama tembang yang berbeda. Seperti tembang Artate sebanyak 12 macam, Asmaradana (Kasmaran) tujuh macam, pocung empat, Kinanthi empat macam, dan Pangkur tujuh macam.

"Kalau pada tembang permulaan biasanya tembang Artateh atau tembang Kasmaran," terang pria yang mengaku mulai belajar tembang macapat ini sejak kelas III Sekolah Rakyat (SR), sebulan lembaga pendidikan tingkat SD dulu.

Di Madura, termasuk di Pamekasan jenis tembang macapat yang biasa digunakan hanya sekitar tujuh tembang, yakni Artateh, Sinum, Pangkur, Pocung, Kinanthi, Kasmaran, dan tembang Maskumambang.

Ia menuturkan, jenis kesenian ini tergolong sulit dipelajari. Selain jenis tembang dan cengkok lagi yang sangat banyak, juga dibutuhkan ketelatenan untuk berlatih.

Sejujurnya, satu-satunya perbedaan antara Anda dan para ahli Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah adalah waktu. Jika Anda akan menginvestasikan waktu sedikit lebih dalam membaca, Anda akan yang lebih dekat ke status ahli ketika datang ke Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah.

"Dulu saya dua bulan baru bisa menembang. Itu pun latihannya setiap hari," kata pujangga tembang macapat di Desa Larangan Tokol, Kamarudin, yang juga teman Haji Ridawi ini.

Mungkin, sambung Kamarudin, karena alasan itulah sehingga generasi muda di desanya tidak mau lagi mempelajari kesenian tembang macapat. Di samping maraknya berbagai jenis kesenian modern lainnya yang lebih atraktif dan lebih menarik ditonton.

"Kalau kami-kami ini nanti tutup usia, jelas tidak akan ada lagi generasi penerusnya, karena anak-anak muda sekarang tidak ada lagi yang mau belajar," katanya menjelaskan.

Macapat di pesantren

Di Pamekasan, salah satu lembaga pendidikan pondok pesantren yang berupaya tetap melestarikan kesenian tembang macapat ini adalah pondok pesantren Sumber Anyar yang juga terletak di Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan.

Hampir setiap bulan di pondok ini selalu menampil tembang macapat untuk masyarakat sekitar.

Menurut Pengasuh Pondok Pesantren itu, Habibullah Bahwi, pihaknya tetap berupaya mempertahankan kesenian tembang macapat, karena jenis kesenian itu memiliki nilai sejarah dengan penyebaran agama Islam di Nusantara.

Apalagi, kata dia, dalam kisah tembang macapat itu tidak hanya menyajikan cerita-cerita kerajaan dan pergulatan kekuasaan saja, tetapi juga ada cerita-cerita kenabian, yakni kelahiran Nabi Muhammad SAW.

"Makanya kitab layang dalam kisah tembang macapat ini disebut Nubuwah yang oleh orang Madura disebut Nur Bhuwat," terang Habibullah Bahwi.

Istilah Nubuwah, kata dia, merupakan kata padanan dari "Nabi" dan "Kenabian".

Oleh sebab itu, sambung dia, pihaknya menganggap perlu budaya leluhur ini tetap dipertahankan karena berkaitan. "Tapi yang menjadi permasalahan sekarang ini adalah peminat, yakni tidak ada lagi generasi muda yang mau mempelajari jenis kesenian ini," terang Habibullah Bahwi.

Sekarang Anda bisa menjadi ahli percaya diri pada Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah. OK, mungkin bukan pakar. Tapi Anda harus memiliki sesuatu untuk membawa ke meja waktu berikutnya Anda bergabung dengan diskusi tentang Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah.

No comments:

Post a Comment