Monday, June 6, 2011

Arkeolog Asing Sesalkan Rusaknya Situs

Apakah Anda ingin mencari tahu apa yang mereka-in-the-tahu harus katakan tentang
? Informasi dalam artikel di bawah ini berasal langsung dari para ahli baik informasi dengan pengetahuan khusus tentang
.
MEDAN, KOMPAS.com--Arkeolog berkebangsaan Inggris Dr E. McKinnon, menyesalkan terjadinya perusakan terhadap Situs Benteng Putri Hijau yang berada di dusun 11 Desa Delitua Namorambe, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara oleh pihak developer.

"Arkeolog berkebangsaan Inggris yang sejak tahun 1972 telah melakukan penelitian di situs tersebut, mengaku sangat prihatin terhadap tindakan perusakan tersebut," kata Staf peneliti Pusat Studi Ilmu Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan (Unimed), Erond Damanik, di Medan, Senin.

Bahkan, lanjutnya, atas keprihatinan tersebut, McKinnon yang biasa disapa dengan Pak Ed itu menyurati Direktur Peninggalan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Yunus Satrio Atmadja dan Tony Djubiantono Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional.

"Surat keprihatinan atas perusakan situs tersebut disampaikan MCKinnon melalui email dan di cc-kan ke Pussis-Unimed," katanya.

Jika Anda dasar apa yang Anda lakukan pada informasi yang tidak akurat, Anda mungkin akan tidak menyenangkan terkejut oleh konsekuensi. Pastikan Anda mendapatkan cerita
keseluruhan dari sumber-sumber informasi.

Dalam suratnya itu, lanjut Erond, MCKinnon juga mengirimkan beberapa foto yang diambil pada tanggal 1 Juni 2011 terkait pengrusakan situs Benteng Putri Hijau (BPH).

Arkeolog yang mengabdikan diri pada penyelidikan arkeologi di Sumatera sejak tahun 1970 itu menyebut bahwa kerusakan yang terjadi di BPH tersebut dilakukan oleh pengembang perumahan swasta.

"Menurut keterangan masyarakat setempat, kerusakan benteng ini telah terjadi sekitar sebulan yang lalu. 200 -300 meter benteng tanah sebelah utara situs tersebut telah dibuang ke sawah dan sekitar 300 meter benteng sebelah barat telah dikorek hingga mengalami kerusakan berat," katanya.

Pada areal yang telah diratakan untuk bangunan perumahan itu,lanjutnya, nampak beberapa lokasi di mana ada tanah hitam yang mengandung pecahan keramik termasuk yang dari masa Yuan (1279-1368).

"Kalau boleh kami anjurkan agar supaya ada ekskavasi darurat oleh Balai Arkeologi Medan di lokasi ini agar kita bisa menentukan masa okupasi dari bagian situs ini.Lokasi yang sangat penting ini perlu dilindungi segera," katanya.

Kepala Pussis-Unimed, Ichwan Azhari juga sangat menyesalkan tindakan perusakan terhadap situs tersebut, bahkan ia juga mengkritik tokoh-tokoh Melayu di Sumut yang hingga saat ini masih bungkam, padahal yang dirusak tersebut adalah salah satu jati diri orang Melayu di Sumatera Utara.

Bila kata mendapat sekitar tentang perintah Anda fakta
, orang lain yang perlu tahu tentang
akan mulai aktif mencari Anda.

No comments:

Post a Comment