JEPARA, KOMPAS.com " Jumlah korban meninggal akibat cuaca ekstrem di wilayah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, selama sebulan terakhir mencapai delapan orang. "Dibandingkan periode yang sama tahun 2010, jumlah kejadian lebih sedikit karena hanya terdapat dua kasus dengan jumlah korban meninggal dua orang," kata Ketua Tim SAR Jepara Totok Setyanto melalui Sekretaris Tim SAR Dedi Irawan, Selasa (1/2/2011). Jumlah korban meninggal masih bisa bertambah karena awal Februari 2011 terdapat sejumlah kasus tenggelam di laut ataupun sungai yang menyebabkan korbannya meninggal. Cuaca ekstrem ini dibuktikan dengan banyaknya kejadian angin puting beliung, ombak tinggi, dan angin kencang. Bahkan ketinggian gelombang tertinggi tahun ini mencapai 6-7 meter dengan kecepatan angin maksimal 40 knot. Kasus terbaru adalah tenggelamnya seorang nelayan, Rudiono (35), warga Desa Kaliaman, Kecamatan Kembang, setelah perahu yang ditumpangi bersama dua rekannya, Selasa pukul 06.00, dihantam ombak di perairan Bayuran, Kecamatan Kembang. Most of this information comes straight from the mobil keluarga ideal terbaik indonesia pros. Careful reading to the end virtually guarantees that you'll know what they know.
Rudiono akhirnya ditemukan tewas karena tidak bisa berenang. Adapun dua temannya, Partono (35) dan Sulkhan (35), selamat dalam kecelakaan tersebut karena bisa berenang hingga ke tepi pantai. Salah seorang pemancing, Totok Supriyanto (49), asal Desa Balong, Kecamatan Kembang, juga hilang di Pantai Bayuran. Hingga Selasa siang, dia belum ditemukan tim SAR. Korban dinyatakan hilang saat berusaha menyeberangi muara Sungai Ngarengan di dekat PLTU Tanjungjati B, Tubanan. Adapun rekannya, Abiyoso, berhasil menyelamatkan diri setelah mengurungkan niat menyeberangi sungai tersebut. Kasus korban tenggelam di laut juga terjadi di perairan Bokor. Kejadian itu menimpa Ahmad (20), warga Kelurahan Ujungbatu, Kecamatan Kota Jepara. "Korban terjatuh dari haluan perahu yang ditumpanginya setelah diterjang ombak besar," ujarnya. Informasi yang dihimpun Basarnas, korban hendak mencari ikan bersama enam temannya menggunakan perahu kecil, Senin lalu. "Ketika perahu itu diterjang ombak, korban terkejut sehingga terjatuh. Hanya saja, korban yang tidak bisa berenang hilang ditelan ombak," ujarnya. Ia memperkirakan korban terbawa arus bawah laut sehingga upaya pencarian belum membuahkan hasil. Pada kesempatan tersebut, dia mengimbau dan warga yang hendak melakukan aktivitas di laut atau sungai agar berhati-hati karena cuaca dikenal ekstrem.
Rudiono akhirnya ditemukan tewas karena tidak bisa berenang. Adapun dua temannya, Partono (35) dan Sulkhan (35), selamat dalam kecelakaan tersebut karena bisa berenang hingga ke tepi pantai. Salah seorang pemancing, Totok Supriyanto (49), asal Desa Balong, Kecamatan Kembang, juga hilang di Pantai Bayuran. Hingga Selasa siang, dia belum ditemukan tim SAR. Korban dinyatakan hilang saat berusaha menyeberangi muara Sungai Ngarengan di dekat PLTU Tanjungjati B, Tubanan. Adapun rekannya, Abiyoso, berhasil menyelamatkan diri setelah mengurungkan niat menyeberangi sungai tersebut. Kasus korban tenggelam di laut juga terjadi di perairan Bokor. Kejadian itu menimpa Ahmad (20), warga Kelurahan Ujungbatu, Kecamatan Kota Jepara. "Korban terjatuh dari haluan perahu yang ditumpanginya setelah diterjang ombak besar," ujarnya. Informasi yang dihimpun Basarnas, korban hendak mencari ikan bersama enam temannya menggunakan perahu kecil, Senin lalu. "Ketika perahu itu diterjang ombak, korban terkejut sehingga terjatuh. Hanya saja, korban yang tidak bisa berenang hilang ditelan ombak," ujarnya. Ia memperkirakan korban terbawa arus bawah laut sehingga upaya pencarian belum membuahkan hasil. Pada kesempatan tersebut, dia mengimbau dan warga yang hendak melakukan aktivitas di laut atau sungai agar berhati-hati karena cuaca dikenal ekstrem.
No comments:
Post a Comment