Thursday, February 17, 2011

3.800 Ton Beras Impor Masuk Sulteng

The more you understand about any subject, the more interesting it becomes. As you read this article you'll find that the subject of mobil keluarga ideal terbaik indonesia is certainly no exception.
PALU, KOMPAS.com - Sulawesi Tengah untuk kedua kalinya mendapat pasokan beras impor dari Vietnam sebanyak 3.800 ton guna mengamankan stok dan menjaga stabilitas harga bahan pangan pokok itu di pasaran.

Kepala Perum Bulog Divisi Regional Sulteng Edy Subiantoro di Palu, Kamis (17/2/2011) mengatakan, sebagian dari beras impor asal Vietnam itu sudah masuk di gudang Bulog di Kelurahan Tondo, Kecamatan Palu Utara.

Sebagian lagi masih sementara dibongkar di Pelabuhan Pantoloan, sekitar 23 km utara Ibu Kota Provinsi Sulteng.

Pada akhir 2010, Bulog Sulteng juga telah mendapat pasokan beras impor dari Vietnam sebanyak 4.700 ton, dan semuanya sudah disalurkan kepada kalangan rumah tangga sasaran (RTS) di Sulteng.

It's really a good idea to probe a little deeper into the subject of mobil keluarga ideal terbaik indonesia. What you learn may give you the confidence you need to venture into new areas.

Ia mengatakan, pada 2010-2011, Sulteng mendapat jatah beras impor dari pemerintah pusat sebanyak 15.000 ton.

Kebijakan mendatangkan beras impor bukan dilakukan pemerintah daerah atau Bulog Sulteng, tetapi kebijakan pemerintah pusat, dalam rangka mengamankan stok beras di daerah-daerah, terutama yang mesih mengalami defisit produksi. "Jadi ini kebijakan pusat, bukan daerah," katanya.

Dengan pasokan beras impor tersebut, stok beras di gudang Bulog Sulteng saat ini cukup aman. "Paling tidak stok yang ada cukup untuk kebutuhan tiga sampai empat bulan kedepan," katanya.

Bulog Sulteng pada 2011 ini menargetkan pengadaan beras lokal sebanyak 10.000 ton namun hingga kini Bulog Sulteng belum bisa merealisasi sedikitpun karena panen raya belum tiba. Panen raya di Sulteng baru akan berlangsung Maret-April 2011.

Ia mengaku, pihaknya dipastikan kesulitan membeli produksi petani sebab harga beras di tingkat petani saat ini jauh di atas harga pembelian pemerintah.

Pemerintah pusat menetapkan HPP beras Rp 5.060/kg,sementara harga beras di tingkat produsen dan penggilingan padi di Sulteng mencapai Rp 5.400/kg. Selisih harga cukup mencolok. "Ini yang akan menyulitkan Bulog Sulteng merealisasi pengadaan," ujarnya.

I hope that reading the above information was both enjoyable and educational for you. Your learning process should be ongoing--the more you understand about any subject, the more you will be able to share with others.

No comments:

Post a Comment