Masuklah ke dalam mulut kamar, Karena kamar akan menyimpan Ketelanjanganmu dalam kebisuan bebatuan Mari kita masuk ke dalam perut kamar Mungkin hanya untuk sekadar mendengar Ketukan-ketukan hujan di luaran Atau menonton film, mendengarkan lagu-laguMengamati tulisan-tulisan dan gambar-gambarBermain game dari pc atau menyambangi fb Untuk melupakan jeratan rantai angka-angka jam Marilah masuk lagi ke kamar Dari mana kita terlahirkan Dan kan terlupakan Produk-produk kecantikan, Yang melekat pada tubuhmukah yang meresahkanku h perempuan Menggelincirkanku,tercebur pada keramaian Yang basahnya tak pernah lama bertahan Yang terkadang juga berhasil membuatku gelagapan Hanya mengendus-endus wangi sabun,parfum dan sampoYang membalut namamulah yang bisa kulakukan Untuk sekadar mentakacuhkan berat badan Ketika tekanan ketakberdayaan Dan tuntutan kehilangan Karena terpinggirkan dari keriuhan Nama-nama, nada-nada dan kecepatan Di luaran yang kerap berhasil untuk sekadar Menepikan sepiSemakin lebat dan berat h adalah kita Dari dan bagi nama-nama Sometimes the most important aspects of a subject are not immediately obvious. Keep reading to get the complete picture.
Karena hawa, Diciptakan dari sempalanTulang rusuk adam Maka adam mencariPotongan tulang hewan Untuk menggenapi keadamannya Ketika hendak mensetubuhi Hawa h kebinalan hawa rupanya Terlalu lebar dan dalam Untuk diselami Oleh sebatang kejantanan Adam Kata-kata puisi, Berlesatan dari wewangian kebun tubuhmu Menggerayangi malam-malam telanjangku h birahi Adalah matahari bagi Setiap malam lelaki Dan menafsirkan tubuhmu, wanitaku Aku seperti menjelajahi mitos iklan-iklan Yang dijajakan tv dan papan iklan pinngir jalanMungkin aku kan tersesat,miring Dan bahkan tak menemukan lagi jalan kembali Selain pada alamat birahi Sebuah rumah, Tak harus slalu indah dan Mewah.Yang penting bersih dan memberi teduh. Menerima kita saat kalah ataupun terjatuh. Siapa yang tak ingin memiliki Sebuah rumah di mana ia akan beralamat,berkerabat Berpeluk erat dan merapat hangat Sebuah rumah yang menyimpan saat-saat nikmat berkeringat atau sekarat Sebuah rumah yang tak pernah mengeluh dan berpeluh ketika meriah direbut oleh susah dan pasrah ----- Wong Agung Utomo. anggota majlis sastra bandung. namaku kalah adalah antologi puisi pertamanya beberapa puisinya juga singgah dalam antologi puisi ziarah kata, bersama gerimis juga oase kompas.com
Karena hawa, Diciptakan dari sempalanTulang rusuk adam Maka adam mencariPotongan tulang hewan Untuk menggenapi keadamannya Ketika hendak mensetubuhi Hawa h kebinalan hawa rupanya Terlalu lebar dan dalam Untuk diselami Oleh sebatang kejantanan Adam Kata-kata puisi, Berlesatan dari wewangian kebun tubuhmu Menggerayangi malam-malam telanjangku h birahi Adalah matahari bagi Setiap malam lelaki Dan menafsirkan tubuhmu, wanitaku Aku seperti menjelajahi mitos iklan-iklan Yang dijajakan tv dan papan iklan pinngir jalanMungkin aku kan tersesat,miring Dan bahkan tak menemukan lagi jalan kembali Selain pada alamat birahi Sebuah rumah, Tak harus slalu indah dan Mewah.Yang penting bersih dan memberi teduh. Menerima kita saat kalah ataupun terjatuh. Siapa yang tak ingin memiliki Sebuah rumah di mana ia akan beralamat,berkerabat Berpeluk erat dan merapat hangat Sebuah rumah yang menyimpan saat-saat nikmat berkeringat atau sekarat Sebuah rumah yang tak pernah mengeluh dan berpeluh ketika meriah direbut oleh susah dan pasrah ----- Wong Agung Utomo. anggota majlis sastra bandung. namaku kalah adalah antologi puisi pertamanya beberapa puisinya juga singgah dalam antologi puisi ziarah kata, bersama gerimis juga oase kompas.com
No comments:
Post a Comment